Belajar Lengkap Ilmu Dasar Tata Boga Yang Perlu Diketahui Dalam Perencanaan Sebelum Membangun Bisnis Kuliner
Pahami Bahasan Hygiene Sanitasi Dan Keselamatan Dalam Melakukan Pekerjaan
Hygiene Sanitasi Dalam Makanan Terbagi Menjadi 2 Bagian Yang Diantaranya Ialah Seperti Berikut Ini:
1. Mikroorganisme
Hygiene Makanan
• Hygiene makanan
• Hygiene dapur
• Hygiene perorangan
2. Bahan Pembersih Dan Bahan Saniter
Sanitasi Makanan
• Pembersihan peralatan
• Pembersihan ruang dan perabot
• Penanganan limbah
Pengertian Hygiene Dan Sanitasi
Hygiene merupakan ilmu pengetahuan untuk membentuk dan menjaga kesehatan. Sanitasi dapat diartikan sebagai usaha untuk upaya menjaga kesehatan dan kebersihan. Sehingga Hygiene dan Sanitasi merupakan satu kesatuan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dengan melakukan tindakan - tindakan pencegahan.
Ruang Lingkup Hygiene Dan Sanitasi Makanan
Hygiene dan Sanitasi Terkait Erat Dengan Hal - Hal Berikut Ini:
1. Persyaratan bahan mentah sampai produk akhir
2. Pekerja
3. Bangunan dan lingkungan
4. Kontrol terhadap mikroorganisme:
• penerimaan, penyimpanan, pengolahan
• penyajian, pengemasan
5. Peralatan
6. Penyediaan air bersih
7. Penanganan limbah
Hygiene Makanan Melingkupi Berikut Ini:
1. Hygiene Makanan (Food Hygiene)
Mencakup tentang cara penanganan bahan makanan dari bahan mentah sampai makanan tersebut siap santap, penanganan penyimpanan bahan makanan untuk mencegah terjadinya resiko kerusakan dan keracunan makanan.
2. Hygiene Dapur (Kitchen Hygiene)
Mencakup persyaratan bangunan dapur (termasuk lantai, dinding, atap) dan persyaratan bangunan untuk mencegah masuknya binatang pengerat, serangga - serangga kotor seperti kecoa di area dapur.
3. Hygiene Perorangan (Personal Hygiene)
Mencakup mengenai cara menjaga kebersihan diri dan persyaratan performansi seorang pengolah dan pelayan makanan.
Sanitasi Makanan Melingkupi Berikut Ini:
1. Sanitasi Peralatan
Mencakup cara pemilihan bahan pembersih dan bahan saniter, pemilihan alat pembersih dan teknik membersihkan peralatan.
2. Sanitasi Ruang Dan Perabot
Mencakup persiapan bahan pembersih dan bahan saniter, teknik pembersihan dan persanitasian ruang dan perabot serta jadwal pembersihan.
3. Menyediakan Air Bersih Sebagai Salah Satu Faktor Yang Mempengaruhi Proses Sanitasi Peralatan Dan Ruang Pengolahan Makanan
4. Penanganan Limbah
Mencakup cara penanganan limbah di area dapur dan lingkungannya.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya penting yang harus dilakukan terutama bagi dunia usaha/industri. K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Beberapa hal penting yang melatar belakangi pentingnya penerapan K3 antara lain:
• Banyaknya angka kecelakaan kerja yang terjadi di dunia kerja.
• Kurangnya standar kerja yang terdapat di satu perusahaan.
• Kerugian yang dapat ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan.
• Daya saing pasar global ditentukan oleh tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di negara tersebut. Semakin tinggi tingkat kecelakaan maka makin rendah daya saingnya.
• Masih kurangnya kesadaran sebagian masyarakat termasuk kalangan dunia usaha tentang pentingnya aspek K3.
Jenis Dan Akibat Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tak terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu kegiatan yang telah terencana. Kecelakaan akibat kerja merupakan kecelakaan yang terjadi terkait dengan pekerjaan, yang diakibatkan langsung oleh pekerjaan atau pada saat melakukan pekerjaan.
1. Terjatuh
2. Tertimpa benda jatuh
3. Tertumbuk
4. Terjepit
5. Terkilir
6. Terbakar
7. Tersengat arus listrik
8. Terpapar radiasi atau panas
9. Termakan makanan tercemar
Kecelakaan Kerja Yang Terjadi Dapat Mengakibatkan Hal - Hal Seperti Berikut Ini:
1. Patah tulang
2. Keseleo
3. Memar dan luka dalam
4. Luka bakar akibat terbakar atau arus listrik
5. Luka buka
6. Keracunan makanan atau zat kimia
7. Mati lemas
8. Cacat fisik
Lingkungan tidak aman baik berasal dari fasilitas fisik, kimia, dan biologis atau mikrobiologis:
• Ada api di tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
• Lantai licin atau terpapar minyak.
• Air dan aliran listrik berdekatan.
• Gedung kurang standar.
• Area kerja panas akibat proses pengolahan makanan.
• Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan.
• Sistem peringatan berlebihan.
• Sistem penyimpanan bahan makanan yang tidak sesuai standar Hygiene.
• Sifat pekerjaan yang berpotensi bahaya.
Faktor manusia, seperti melakukan tindakan tidak aman/unsafe action:
• Kecerobohan.
• Tidak mengikuti prosedur kerja.
• Kurang perhatian.
• Bersendau - gurau di area kerja.
• Kecelakaan, bekerja berlebihan atau melebihi kekuatan diri.
• Kurang pendidikan, keterampilan, dan pengalaman.
• Salah pengertian terhadap tugas.
• Menjalankan pekerjaan tanpa kewenangan.
Kerugian Kecelakaan Dalam Pekerjaan
A. Kerugian yang mengacu pada ekonomi
• Biaya perbaikan/penggantian karena kerusakan alat, bahan, bangunan (kerusakan sarana produksi).
• Biaya pengobatan dan perawatan tenaga kerja yang terluka/cedera serta tunjangan kecelakaan.
• Jumlah produksi dan mutu menurun karena tidak ada kegiatan saat dan setelah kegiatan sampai waktu tertentu.
• Biaya kompensasi kecelakaan bagi yang tidak dapat lagi bekerja.
• Penggantian tenaga kerja, perlu pelatihan/adaptasi bagi tenaga kerja yang baru.
• Kerugian jam kerja (waktu terbuang).
B. Kerugian non ekonomi
• Penderitaan korban dan keluarga.
• Hilang waktu karena sakit.
• Kerugian sosial, seperti kecelakaan kerja yang terjadi akibat kebocoran gas yang berdampak pada masyarakat sekitar.
• Kehilangan pekerjaan.
• Daya saing pasar global menurun.
Pencegahan Dalam Kecelakaan Kerja
Langkah - langkah untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu sebagai berikut ini:
1. Mengidentifikasi faktor penyebab bahaya
2. Melakukan pengendalian administrative:
• Pengurangan waktu kerja
• Mutasi, rotasi
3. Melakukan pengendalian teknis:
• Eliminasi
• Substitusi
• Isolasi
• Intruksi kerja
• Sosialisasi/pelatihan
• Pemantauan
Comments
Post a Comment